Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan Bahasa Indonesia
- A. PEngERTIAn EJAAn
Dalam Kamus Linguistik pengertian Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang distandardisasikan, yang lazimnya mempunyai tiga aspek, yakni aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis, aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca. (Kridalaksana, 54:
2008)
Secara sederhana dapat diartikan bahwa ejaan itu merupakan keseluruhan peraturan tentang melambangkan bunyi, memenggal suku kata, dan menggabungkan kata-kata.
Ejaan yang digunakan di Indonesia, antara lain:
- Ejaan van Ophuysen (1901—1947). Sistem ejaan latin untuk bahasa Melayu di
Indonesia yang dimuat dalam Kitab Logat Melajoe (1901) oleh Ch.A. van Ophuysen. b. Ejaan Soewandi/Republik (19 Maret 1947—16 Agustus 1972). Sistem ejaan latin
untuk bahasa Indonesia sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang dimuat dalam surat keputusan Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan, Mr. Soewandi, No. 264/Bhg.A tgl 19 Maret 1947. Ejaan ini merupakan penyederhaan dari ejaan van Ophuysen.
- c. Ejaan Yang Disempurnakan (16 Agustus 1972—sekarang). Sistem ejaan di Indonesia yang sebagian besar sama dengan sistem ejaan Malaysia yang termuat dalam Surat Keputusan Presiden No. 57 tgl. 16 Agustus 1972 dan sekarang menjadi ejaan resmi bahasa I
Dalam Ejaan yang Disempunakan, diatur pemakaian huruf, pemenggalan kata, penulisan huruf kapital dan huruf miring, penulisan partikel (–lah, -tah, -kah, -pun), penulisan kata sandang, penulisan angka dan lambang bilangan, penulisan akronim dan singkatan, penulisan gabungan kata,penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca (titik, koma, pisah, hubung, dsb).
- B. HURUF KAPITAL
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh:
“Saya gembira,” kata ibu, “karena kamu lulus.” Ibu berkata, “Saya akan pergi besok.”
- b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, nama Tuhan, dan termasuk kata ganti untuk T Contoh:
Tuhan Yang Maha Pengasih
Mahakuasa, Maha Esa, Alkitab, Quran, Islam, Kristen
Bimbinglah hamba-Mu, ya Allah, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
- c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Sutan Takdir Alisyahbana, Sultan Hasanudin, Raden Ajeng Kartini, Nabi Isa, Haji Ali
- d. Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama unsur jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, Profesor Supomo, Sekretaris Jenderal
Departemen Pertanian, Gubernur DKI Jakarta
- e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh:
Dewi Sartika, Hans Bague Jassin, Ampere, Halim Perdanakusuma
- f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya dan peristiwa bersejar
Contoh:
tahun Hijriah, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Lebaran, Perang Candu, Proklamasi Kemerdekan RI
- g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografis.
Contoh:
Gunung Gede, Selat Sunda , Laut Jawa, Danau Toba, Teluk Benggala, Kali Brantas,
Pegunungan Jaya Wijaya, Jalan Dago, Teluk Benggala
Catatan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak dipakai menjadi unsur nama diri dan nama geografiyang dipakai sebagai nama jenis.
Contoh:
berlayar ke teluk, mandi di kali, menyeberangi selat, gula jawa, pisang ambon, garam
inggris
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
,seperti bapak, ibu, kakak, adik, paman, dan saudara, yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Contoh:
“Silakan duduk, Dik!” kata Ucok. Apakah Ibu sudah mengantuk? Sudahkah Anda tahu?
Surat Saudara sudah saya terima.
- C. HURUF mIRIng
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk:
- Penulisan nama buku, nama majalah, dan nama surat kabar.
Contoh:
Saya sudah membaca novel Layar Terkembang.
Penemuan bangkai pesawat Air Asia diberitakan dalam harian Kompas. Arga Zamzami menjadi editor pada majalah Tempo.
- b. Penulisan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang sudah disesuaikan ejaanny
Contoh:
Nama ilmiah buah manggis adalah Carnicia mangostana.
Politik devide et impera dilakukan Belanda pada masa penjajahan.
Weltanshauung berarti ‘pandangan dunia’.
- c. Penulisan untuk menegaskan huruf, bagian kata, kata atau kelompok ka
Contoh:
Huruf pertama kata abad ialah a.
Carilah arti kata temberang keliling dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Catatan: Dalam tulisan tangan huruf miring diganti dengan garis bawah.
- D. KATA SERAPAn
Kata serapan merupakan kata-kata atau istilah yang diambil dari bahasa asing. Syarat sebuah kata atau istilah asing bisa diserap, yaitu cocok konotasinya, lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya, dan dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimnya.
Penulisan kata serapan dilakukan dengan cara adopsi, adaptasi, translasi, dan kreasi.
- a. Adopsi, yaitu penyerapan dengan mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara
Contoh:
film, modern, global, supermarket, plazza, mall, dll.
- b. Adaptasi, yaitu penyerapan dengan mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa I
Contoh:
pluralization – pluralisasi acceptability – akseptabilitas active – aktif
activity – aktivitas dsb.
- c. Translasi (penerjemahan), yaitu penyerapan dengan mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa I
Contoh:
Overlap – tumpang tindih
try out – uji coba
take off – lepas landas
landing – mendarat up to date – mutakhir nonfat – tanpa lemak,dsb.
- d. Kreasi, yaitu penyerapan dengan mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara translasi, tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti translasi. Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam satu kata, sedangkan bahasa Indonesianya bisa dua atau tiga ka
Contoh:
effective – berhasil guna
spare part – suku cadang
- KATA BAKU DAn TIDAK BAKU
- a. Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Kata baku digunakan dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tertulis, dengan pengungkapan gagasan secara tepat.
- b. Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Kata tidak baku digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari atau bahasa tutur.
Senarai Kata Baku dan Tidak Baku
BAKU | TIDAK BAKU | BAKU | TIDAK BAKU |
aktif | aktive, aktip | manajer | manager |
aktivitas | aktifitas | manajemen | managemen |
apotek | apotik | mengubah | merubah |
analisis | analisa | mengesampingkan | mengenyampingkan |
antre | antri | menyontek | mencontek |
asas | azas | memesona | mempesona |
asasi | asasi, azazi | mengkritik | mengeritik |
atlet | atlit | metode | metoda |
atmosfer | atmosfir | mesti | musti |
autopsi | otopsi | motif | motip |
audigram | odiogram | nasihat | nasehat |
aerobik | erobik | November | Nopember |
cenderamata | cinderamata | peletakan | perletakan |
definisi | defenisi, difinisi | putra | putera |
desain | disain | putri | puteri |
diesel | disel | produktivitas | produktifitas |
dolar | dollar | rezeki | rejeki, rizki |
ekstrem | ekstrim | risiko | resiko |
ekspor | eksport | roboh | rubuh |
Februari | Pebruari | saksama | seksama |
film | filem, pilem | sekretaris | sekertaris |
foto | fhoto | silakan | silahkan |
fotokopi | photo copi | sistem | sistim |
formal | formil | standardisasi | standarisasi |
hakikat | hakekat | subjektif | subyektif |
hipotesis | hipotesa | sejarawan | sejarahwan |
hierarki | hirarki | sutera | sutra |
hemoglobin | haemoglobin | sumatra | sumatera |
hidraulik | hidrolik | survei | survai |
ilmuan | ilmiawan | stasiun | setasiun |
ijazah | ijasah | syukur | sukur |
insaf | insyaf | telentang | terlentang |
isap | hisap | telepon | telfon |
izin | ijin | teoretis | teoritis |
jadwal | jadual | tradisional | tradisionil |
jenazah | jenasah | trotoar | trotoir |
jenderal | jendral | teknik | tekhnik |
kaidah | kaedah | terampil | trampil |
karisma | kharisma | tim | team |
karier | karir | varietas | varitas |
konduite | kondite | wasalam | wasallam |
konkret | kongkrit | wujud | ujud |
khotbah | khutbah | zaman | jaman |
kualitas | kwalitas | zona | zone |
kuitansi | kwitansi | ||
lembap | lembab | ||
lubang | lobang |
- F. KATA gABUng
Penulisan kata gabung atau gabungan kata dalam EYD diatur sebagai berikut:
- a. Dua kata dasar ditulis ter
Contoh:
tanda tangan, tanggung jawab, kerja sama, garis bawah
- b. Dua kata dasar yang salah satunya mendapat awalan atau akhiran maka ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutiny
Contoh:
bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan, menganak sungai
- c. Dua kata dasar yang mendapat konfiks maka ditulis serangk
Contoh:
menggarisbawahi, penghancurleburan, menyebarluaskan, dilipatgandakan
- d. Jika salah satu kata dasar hanya dipakai dalam kombinasi maka ditulis serangk
Contoh:
antarkota, adipati, aerodinamika, anumerta, audiogram, awahama, biokimia, catur tunggal, dasawarsa, dekameter, demoralisasi, dwiwarna, ekawarna, ekstrakurikuler, elektronik, infrastruktur, introspeksi, kolonialisme, kosponsor, mahasiswa, multilateral, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolaborasi, pascasarjana, pascatsunami,
pancasila, panteisme, paripurna, poligami, pramuniaga, prasangka, purnawirawan, reinkarnasi, saptakrida, semiprofessional, subseksi, swadaya, telefon, transmigrasi, tritunggal, dan ultramodern
- e. Gabungan kata berikut ditulis serangk
Contoh:
acapkali, adakalanya, daripada, akhirulkalam, alhamdulillah, astagfirullah, bismillah, bagaimana, barangkali, beasiswa, belasungkawa, bilamana, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa, darmawisata, dukacita, halalbihalal, kasatmata, kacamata, kilometer, manasuka, hulubalang, mangkubumi, manakala, mangkubumi, matahari, olahraga, padahal, paramasastra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, saptamarga, saputangan, saripati, sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun, silaturahmi, sukacita, sukarela, sukarela, sukaria, syahbandar, titimangsa, dan wasalam
- f. Kata majemuk dan istilah khusus ditulis ter
Contoh:
duta besar, orang tua, kambing hitam, persegi panjang, model linear, mata pelajaran, simpang empat, meja tulis, rumah sakit umum, dan kereta api cepat luar biasa
- g. Istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah pengertian, digabung dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh:
alat pandang-dengar, buku sejarah-baru, mesin-hitung tangan, dan ibu-bapak kami
EJAAN 2
- PEMAKAIAN TANDA BACA
- Tanda Baca Koma (,)
- Tanda baca koma dipakai antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
- Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata, seperti sedangkan, tetapi, dan melainkan.
Contoh:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
- Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
- Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Oleh karena itu, kita harus menjaga lingkungan sekitar. Jadi, semua keputusan diserahkan kepada presiden.
- Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
- b. Tanda Hubung (-)
- Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
anak–anak, berulang-ulang
- Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian-bagian kelompok kata.
Contoh:
ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20 × 5.000)
Bandingkan: be-revolusi, dua-puluh-lima-ribuan (1 × 5.000)
- Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan:
(i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital
(ii) ke- dengan angka
(iii) angka dengan –an
(iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata
(v) nama jabatan rangkap.
Contoh:
se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-an, sinar-X
- Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa Asing.
Contoh:
di-smash, pen-tackle-an
- c. Tanda Pisah (–)
Tanda pisah dipakai untuk hal-hal berikut:
- Pengapit keterangan tambahan dalam kalimat.
Contoh:
Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelaan atom– telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
- Menyatakan makna ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’ di antara bilangan, tanggal, dan tempat.
Contoh:
1910—1945, tanggal 5—10 April 1970, Jakarta—Bandung
- d. Tanda Titik (.)
- Tanda titik di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Contoh:
Jakarta, 1 April 1985
Yth. Sdr. H. Yasir Jalan Tebet Utara 3F Jakarta
atau
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik) Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta
- Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
Kampung itu berpenduduk 23.555 orang
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.321 jiwa.
- Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
Anton lahir pada tahun 1972 di Padang. Lihat halaman 1243 dan seterusnya.
- e. Tanda Titik Dua (:)
- Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau perintah.
Contoh:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: meja, kursi, dan lemari.
- Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara dua judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contoh:
Tempo I (1971, 34:7) Surat Yasin: 9
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit. Tjokronegoro, Sutomo. 1968. Cukuplah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita? Djakarta: Eresco.
- B. PARTIKEL
Partikel atau kata tugas adalah kelas kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan tidak mempunyai arti leksikal. Arti suatu kata tugas ditentukan oleh kaitannya dengan kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan tidak bisa digunakan secara lepas atau berdiri sendiri.
- Partikel Penegas
Partikel ini, yaitu -kah, -lah, -tah, dan –pun
- Partikel –kah, -lah, -tah ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Contoh:
Bacalah buku itu dengan cermat. Apakah yang tersirat dalam bacaan itu?
- Partikel –pun ada dua penulisan dipisah dan digabung. Partikel –pun yang dipisah, seperti kapan pun dan apa pun, sedangkan partikel –pun yang digabung, seperti maupun, meskipun, bagaimanapun, walaupun, kalaupun, kendatipun, andaipun, adapun, ataupun, biarpun, sekalipun, dan sungguhpun.
Contoh:
Apa pun yang terjadi kami tetap setia pada negara ini.
Sekalipun belum memuaskan, hasil kerjanya dapat diacungkan jempol.
Adapun sebab-sebabnya sedang ditelusuri.
Walaupun miskin, ia selalu ceria.
- b. Partikel -per
Partikel ini berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ’tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahuluinya atau mengikutinya.
Contoh:
Pegawai Negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April. Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu. Harga kain itu Rp2.000,00 per helai.
- ANGKA DAN LAMBANG BILANGAN
- Angka dipakai untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
Contoh:
0,5 sentimeter, 5 kilogram, 4 meter persegi, 10 liter, Rp5.000,00
1 jam 20 menit, pukul 15.00, tahun 2014, 33 orang
- b. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
- Bilangan utuh, contohnya dua belas (12) dan dua puluh dua (22)
- Bilangan pecahan, contohnya tiga perempat (3/4), seperenam belas (1/16), dan
satu persen (1%).
- c. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Contoh:
Paku Buwono X, Paku Buwono ke-10, Paku Buwono kesepuluh. Tingkat V, tingkat ke-5,
dan tingkat kelima.
- d. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan seperti dalam perincian dan pemapar
Contoh:
- Amir menonton drama itu sampai tiga kali. b. Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
- c. Di antara 72 yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang memberi suara blangko.
- D. SINGKATAN DAN AKRONIM
- Singkatan
Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Singkatan pada umumnya, dengan beberapa pengecualian, memerlukan tanda titik di antara setiap huruf atau di akhir singkatan. Singkatan menggunakan kapitalisasi sesuai dengan konsep nama diri. Singkatan tidak dapat dilafalkan sebagai kata.
Ketentuan singkatan sebagai berikut:
- Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
A.S. Kramawijaya, Muh. Yamin, Suman Hs. M.B.A. – master of business administration S.E. – sarjana ekonomi
Bpk. – Bapak Sdr. – Saudara Kol. – Kolonel
- Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
DPR – Dewan Perwakilan Rakyat
GBHN – Garis-Garis Besar Haluan Negara
PT – perseroan terbatas
KTP – kartu tanda penduduk
- Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Contoh:
dll. – dan lain-lain dsb. – dan sebagainya dst. – dan seterusnya Yth. – Y ang terhormat
tetapi:
a.n. – atas nama
d.a. – dengan alamat u.b. – untuk beliau
u.p. – untuk perhatian
- Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Contoh:
TNT – trinitrotoluene
Cu – kuprum
cm – sentimeter
Rp – rupiah l – liter
kg – kilogram
- b. Akronim
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. Akronim dapat dilafalkan sebagai kata.
Ketentuan akronim sebagai berikut:
- Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh:
TNI – Tentara Nasional Indonesia
SIM – surat izin mengemudi
PASI – Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
- Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Contoh:
Bappenas – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Akabri – Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Iwapi – Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
- Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
pemilu – pemilihan umum
radar – radio detecting and ranging
Ejaan
Pendahuluan
Secara umum, orang menganggap bahwa ejaan berhubungan dengan melisankan bahasa. Hal itu terjadi karena orang terikat pada kata atau nama itu. Di dalam bahasa, sebetulnya ejaan berhubungan dengan ragam bahasa tulis. Ejaan adalah cara menuliskan bahasa (kata atau kalimat) dengan menggunakan huruf dan tanda baca.
Di dalam perkembangannya, bahasa Indonesia pernah menggunakan beberapa macam ejaan. Mulai tahun 1901, penulisan bahasa Indonesia (waktu itu masih bernama bahasa Melayu) dengan abjad Latin mengikuti aturan ejaan yang disebut Ejaan van Ophusyen. Peraturan ejaan itu digunakan sampai bulan Maret 1947, yaitu ketika dikeluarkan peraturan ejaan yang baru oleh Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan, Mr. Soewandi- dengan Surat Keputusan No. 264/Bhg. A. tanggal 19 Maret 1947 (kemudian diperbaharui dengan lampiran pada Surat Keputusan tanggal 1 April 1947, No. 345/Bhg. A). Peraturan ejaan yang baru itu disebut Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Pada saat ini bahasa Indonesia menggunakan ejaan yang disebut Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mulai Agustus 1972, setelah diresmikan di dalam pidato kenegaraan Presiden Suharto pada tanggal 16 Agustus 1972. Penjelasan lebih lanjut mengenai aturan ejaan itu dimuat dalam (Pedoman Umum) Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan dilampirkan pada Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0196?U/1975, tanggal 27 Agustus 1975. Di dalam pedoman itu diatur hal-hal mengenai
- Pemakaian huruf,
- Penulisan huruf,
- Penulisan kata,
- Penulisan unsur serapan dan,
- Tanda baca.
Berikut ini disajikan beberapa segi yang dirasakan belum mantap mengenai penerapan aturan ejaan seperti yang dikemukakan di dalam pedoman itu, yaitu beberapa hal yang menyangkut pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata dan penulisan unsur serapan.
- Pemakaian Huruf
- Abdjad
Di dalam Abjad bahasa Indonesia ada 26 huruf yang digunakan, yaitu sebagai berikut :
Huruf Dibaca Huruf Dibaca
A a
B be O o
C ce P pe
D de Q ki
E e R er
F ef S es
G ge T te
H ha U u
I i V fe
J je W we
K ka X eks
L el Y ye
M em Z zet
N en
Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi huruf dilafalkan menurut bahasa Indonesia. Seperti :
Singkatan Dibaca Bukan Dibaca
ABC a-be-ce e-bi-ci
BBC be-be-ce bi-bi-ci
ICCU i-ce-ce-u a-si-si-yu
IGGI i-ge-ge-I ai-ji-ji-ai
IUD i-u-de ai-yu-di
LCC el-ce-ce el-si-si
LPG el-pe-ge el-pi-ji
YMCA ye-em-ce-a way-em-si-e
MTQ em-te-ki em-te-kyu
TV te-fe ti-fi
-
- Pemenggalan Kata pada Kata Dasar
Hal yang terpenting dalam pemenggalan kata pada kata dasar adalah sebagai berikut :
- Kalau di tengah kata ada dua buah konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua konsonan itu.
Contoh : pan-dai cap-lok
Swas-ta Ap-ril
- Kalau di tengah kata ada tiga buah konsonan atau lebih, pemenggalannya dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk ng) dengan yang kedua.
Contoh : in-stru-men bang-krut in-tra
ul-tra ben-trok
- Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk, dipenggal serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Contoh : la-pang-an pel-a-jar
Pe-nuh-i per-gi-lah
-
- Penulisan Nama Diri
Penulisan nama diri (nama sungai, gunung, jalan, dan sebagainya) disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus. Pertimbangan khusus itu menyangkut segi adat, hukum, atau kesejarahan.
Contoh : Universitas Padjadjaran
Universitas Gadjah Mada
Dji Sam Su
CV Oemar bakrie
Soetomo Poedjosoeparmo
- Penulisan Huruf
- Penulisan Huruf Besar atau Huruf Kapital
Dalam Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan terdapat tiga belas penuisan huruf kapital. Berikut ini disajikan beberapa hal yang masih perlu diperhatikan :
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya : Allah
Yang Mahakuasa
Bimbinglah hamba-Mu
Quran
Injil
atas rahmat-Mu (bukan atas rahmatMu)
dengan kuasa-Nya (bukan dengan kuasaNya)
dengan izin_ku (bukan dengan izinKu)
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk menuliskan kata-kata, seperti imam, makmum, doa, puasa, dan misa.
Misalnya : Saya akan mengikuti misa di gereja itu.
Ia diangkat menjadi imam mesjid di kampungnya.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya : Haji Agus Salim Imam Hanafi
Sultan Hasanuddin Nabi Ibrahim
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Benar
Ayahnya menunaikan ibadah haji.
Sebagai seorang sultan, ia tidak bertindak sewenang-wenang.
Salah
Ayahnya menunaikan ibadah Haji.
Sebagai seorang Sultan, tidak bertindak sewenang-wenang.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya : Gubernur Asnawi Mangku Alam
Letnan Kolonel Saladin
Presiden Carazon Aquino
Gubernur Irian Jaya
Rektor Universitas Indonesia
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Sebagai seorang gubernur yang baru, ia berkelilinag di daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.
(bukan : Sebagai seorang Gubernur yang baru, ia berkelilinag di daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.)
Hari Senin yang lalu Lenan Kolonel Saladin dilantik menjadi kolonel.
(bukan : Hari Senin yang lalu Lenan Kolonel Saladin dilantik menjadi Kolonel.)
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya : bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
Perhatikan pelulisan yang berikut.
mengindonesiakan kata-kata asing
keinggris-inggrisan
kebelanda-belandaan
Perlu kita ingat bahwa yang dituliskan dengan huruf kapital hanya nama bangsa; nama suku, dan nama bahasa, sedangkan kata bangsa, suku, dan bahasa ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya :
Benar Salah
bangsa Indonesia Bangsa Indonesia
suku Melayu Suku Melayu
bahasa Spanyol Bahasa Spanyol
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
Benar Salah
tahun Masehi Tahun Masehi
bulan Agustus Bulan Agustus
hari Natal Hari Natal
Perang Candu perang Candu
Proklamasi Kemerdekaan proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia Republik Indonesia
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Misalnya :
Benar Salah
Teluk Jakarta teluk Jakarta
Bukit Barisan bukit Barisan
Danau Toba danau Toba
Selat Karimata selat Karimata
Sungai Mahakam sungai Mahakam
Asia Tenggara Asia tenggara
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut.
Berlayar sampai ke teluk.
Jangan m,andi di danau yang kotor.
Mereka menyeberangi selat yang dangkal.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Undang-undang Dasar 1945
Perhatikan penulisan berikut :
Benar
Dia menjadi pegawai di salah sebuah departemen.
Menurut undang-undang, perbuatan itu dapat dijatuhi hukuman setinggi-tingginya lima tahun.
Salah
Dia menjadi pegawai di salah sebuah Departemen.
Menurut Undang-Undang, perbuatan itu dapat dijatuhi hukuman setinggi-tingginya lima tahun.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Misalnya :
Kapan Bapak berangkat ?
Apakah itu, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Saya akan disuntik, Dok?
Di mana rumah Bu Katarina?
Perhatikan penulisan yang berikut .
Benar
Kita harus menghormati ayah dan ibu kita.
Semua adik dan kakak saya akan berkeluarga.
Kami sendang menunggu Pak Guru.
Rumah Pak Lurah terletak di tengah-tengah desa.
Menurut keterangan Bu Dokter penyakit saya tidak parah.
Salah
Kita harus menghormati Ayah dan Ibu kita.
Semua Adik dan Kakak saya akan berkeluarga.
Kami sendang menunggu pak guru.
Rumah pak lurah terletak di tengah-tengah desa.
Menurut keterangan bu dokter penyakit saya tidak parah.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti
Misalnya :
Benar
Tahukan Anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran Anda?
Salah
Tahukan anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran anda?
- Penulisan Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan dengan tanda garis bawah, dipakai untuk
- menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan,
- menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata, dan
- menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
Majalah bahan dan Sarana sangat digemari para pengusaha.
Sudahkan Anda membaca buku Negara Kertagama karangan Prapanca?
Surat kabar Suara dan majalah Massa dapat merebut hari pembacanya.
Nama Latin untuk buah manggis adalah Garcinia Mangostana.
Sebenarnya, bukan saya yang harus mengerjakan hal itu, melainkan dia.
Huruf pertama kata tempe adalah t
- Penulisan Kata
Mengenai penulisan kata, yang masih perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut.
- Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Benar Salah
dikelola di kelola
ketujuh ke tujuh
- Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis serangkai.
Benar Salah
saptakrida sapta krida
sapta-krida
subseksi sub seksi
sub-seksi
nonkolaborasi nonkolaborasi
non-kolaborasi
- Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis serangkaian atau ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu.
Benar Salah
bertolak belakang bertolakbelakang
Bertolak-belakang
tanda tangani tandatangani
tanda-tangani
mendarah daging mendarahdaging
mendarah-daging
- Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Benar Salah
melatarbelakangi melatar belakangi
melatar-belakangi
menghancurleburkan menghancur leburkan
menghancur-leburkan
penyebarluasan penyebar luasan
penyebar-luasan
dibumihanguskan dibumi hanguskan
dibumi-hanguskan
- Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-).
Bentuk Salah
non-Indonesia nonIndonesia
non Indonesia
non-Afrikanisme nonAfrikanisme
non Afrikanisme
- Kata ulang dituliskan dengan menggunakan tanda hubung di antara kedua unsurnya.
Benar Salah
anak-anak anak anak
undang-undang undang undang
terus-menerus terus menerus
- Kata depan di dan ke ditulis terpisah dri kata yang mengikutinya.
Benar Salah
di rumah dirumah
ke mana kemana
- Kata sandang si ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Benar Salah
si pengirim sipengirim
si penerima sipenerima
si pemalu sipemalu
si pencuri sipencuri
- Partikel per yang berarti ‘tiap’ dan ‘mulai’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului dan mengikutinya. Sebaliknya, per pada bilangan pecahan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Benar Salah
satu per satu turun satu persatu turun
dua pertiga dua per tiga
- Singkatan nama gelar sarjana kesehatan, dokter, seringkali dipermasalahkan. Di dalam lingkungan masyarakat muncul singkatan untuk dokter (kesehatan) dan DR untuk doktor (purnasarjana). Hal ini tentu saja bertentangan dengan kaidah karena singkatan Dr. diperuntukkan bagi gelar Doktor, sedangkan DR seolah-olah merupakan singkatan kata atau nama yang sama halnya dengan PT (perseroan terbatas), SD (sekolah dasar).
- Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti tanda titik.
Benar Salah
DPR D.P.R
PT P.T.
SMP S.M.P
SD S.D.
- Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Benar Salah
sda. s.d.a.
ttd. t.t.d.
yad. y.a.d.
- Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Benar Salah
cm cm.
Rp Rp.
km km.
- Akronim nama diri, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Benar Salah
Golkar GOLKAR
Kowani KOWANI
Bappenas BAPPENAS
- Penulisan Unsur Serapan
Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari bahasa lain, baik bahasa daerah maupun dari bahasai asing Sansekerta, Arab, Pertugis, Belanda, Inggris, dan bahasa asing lain.
Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi dua golongan, yaitu (1) unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia dan (2) unsur asing yang pengucapan dan penulisannyadisesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Untuk keperluan itu telah diusahakan ejaan asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesia masih dpat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dicantumkan aturan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa hal ini terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam bahasa Indonesia, serapan lama yang sudah dianggap umum tidak selalu harus mengikuti aturan penyesuaian tadi.
Berikut ini contoh unsur serapan itu.
Baku Tidak Baku
apotek apotik
atlet atlit
atmosfer atmosfir
aktif aktip
aktivitas aktifitas
arkais arkhais
arkeologi arkheologi
akhir ahir ; akir
akhlak ahlak
advis adpis
advokat adpokat
adjektif ajektif
asas azas
asasi azasi
analisis analisa
menganalisis menganalisa
penganalisisan penganalisaan
ambulans ambulan
anggota anggauta
beranggotakan beranggautakan
keanggotaan keanggautaan
balans balan
definisi difinisi
depot depo
diferensial differensial
ekspor eksport
ekstrover ekstrovert
ekuivalen ekwivalen
esai esei
formal formil
Februari Pebruari
filologi philologi
fisik phisik
Foto photo
frekuensi frekwensi
film filem
hakikat hakekat
hierarki hirarki
hipotesis hipotesa
intensif intensip
insaf insyaf
ikhlas ihlas
ikhtiar ihtiar
impor import
intriver introvert
istri isteri
iktikad itikad
ijazah ijasah
izin ijin
ilustrasi illustrasi
jenderal jendral
jadwal jadual
kartotek kartotik
komedi komidi
konkret konkrit
karier karir
kaidah kaedah
khotbah khutbah
berkhotbah berkhutbah
konsepsional konsepsionil
konferensi konperensi
kreativitas kreatifitas
kongres konggres
kompleks komplek
katalitas katalisa
kuantum kwantum
konsekuensi konsekuwensi
kualifikasi kwalifikasi
kualitas kwalitas
kuarsa kwarsa
kuitansi kwitansi
kuorum kworum
kuota kwota
konfrontasi konfrontir
dikonfrontasi dikonfrontir
konsinyasi konsinyir
dikonsinyasi dikonsinyir
koordinasi koodinir, kordinir
dikoordinasi dikoordinir
konduite kondite
kategori katagori
dikategorikan dikatagorikan
konsesi konsessi
kelas klas
klasifikasi kelasifikasi
linguistik lingguistik
lazim lajim
likuidasi likwidasi
metode metoda
motif motip
motivasi motifasi
masyarakat masarakat
mantra mantera
manajemen managemen
manajer manager
massa masa (orang banyak)
masalah masaalah
masal massal
misi missi
November Nopember
nasihat nasehat
penasihat penasehat
nasionalisasi nasionalisir
dinasionalisasikan dinasionalisir
operasional operasionil
objek obyek
ons on
organisasi organisir
problem problim
problematik problimatik
positif positip
produktif produktip
produktivitas produktifitas
psikis psikhis
psikologi psikhologi
paspor pasport
putra putera
putri puteri
produksi produsir
memproduksi memprodusir
proklamasi praklamir
diproklamasikan diproklamirkan
profesi professi
keprofesian keprofessian
profesor professir
rasional rasionil
resistans resistan
rezeki rejeki
risiko resiko
sistem sistim
sistematika sistimatika
sistematis sistimatis
spesies spesis
sintetis sintesa
spiritual spirituil
subjek subyek
sintesis sintesa ; sintese
syakwasangka sakwasangka
syukur sukur
mensyukuri mensukuri
sah syah
sahih syahih
saraf syaraf
sutera sutra
standar standard
standardisas standarisasi
survai survei
sukses sakses
teori tiori
teoretis teoritis
telegram tilgram
telepon tilpun
tradisional tradisionil
tafsiran tapsiran
tarif tarip
teknik tehnik
teknisi tehnisi
teknologi tehnologi
teleks telek
tripleks triplek
terampil trampil
keterampilan ketrampilan
terap trap
penerapan penetrapan
transpor transport
transportasi transportir
teladan tauladan
keteladanan ketauladanan
diteladani ditauladani
tim team
terjemah terjamah
varietas varitas
wujud ujud
berwujud berujud
perwuudan perujudan
zaman jamah